Dalam kimia organik, setiap atom
selain karbon atau hidrogen dalam molekul organik disebut heteroatom,
dimana hetero-berarti "berbeda baik dari karbon atau hidrogen."
Struktur hidrokarbon dapat
berfungsi sebagai kerangka dipasangnya heteroatom. Sama seperti ornamen
yang memberikan karakter ke pohon natal, jadi jangan heteroatom
memberikan karakter pada molekul organik. Dengan kata lain, heteroatom
dapat memiliki efek mendalam pada sifat-sifat suatu molekul organik.
Molekul organik diklasifikasikan
menurut kelompok kandungan fungsional mereka, sebuah kelompok fungsional
didefinisikan sebagai kombinasi atom yang berperilaku sebagai sebuah
unit. Sebagian besar kelompok fungsional dibedakan oleh kandungan
heteroatom mereka.
Heteroatom berperan dalam
menentukan sifat kelas masing-masing yang merupakan tema dasar.
"Suatu heteroatom dapat memberikan reaktifitas pada suatu molekul
tertentu karena heteroatom memiliki pasangan elektron bebas yang dapat
membuat atom karbon menjadi kekurangan elektron. Sedangkan ikatan π
memberi pengaruhnya karena sifatnya yang mudah terputus pada reaksi
kimia. Suatu ikatan π membuat suatu molekul menjadi basa dan bersifat
nukleofil".
Penggolongan Gugus Fungsi
Secara umum gugus fungsional atau selanjutnya disebut gugus fungsi dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Hidrokarbon
2. Senyawa yang memiliki ikatan σ C–Z (Z = suatu unsur elektronegatif)
3. Senyawa yang memiliki ikatan σ C=Z
Hidrokarbon
Hidrokarbon merupakan senyawa yang hanya terdiri dari unsur karbon dan
hidrogen. Ikatannya dapat bersifat alifatik maupun aromatik.
1. Hidrokarbon alifatik. Hidrokarbon alifatik dapat digolongkan menjadi 3:
1) Alkana, hanya memiliki ikatan σ C–C dan tidak memiliki gugus fungsional, misalnya etana (CH-3CH3).
2) Alkena, memiliki ikatan rangkap dua C–C sebagai suatu gugus fungsi, misalnya etena/etilen (CH2=CH2)
3) Alkuna, memiliki ikatan rangkap tiga C–C sebagai suatu gugus fungsi, misalnya etena/asetilen (HC≡CH)
2. Hidrokarbon aromatik. Kelompok
ini dinamakan demikian karena saat pertama diketahui senyawa ini
memiliki karakteristik aroma yang kuat.
Hidrokarbon aromatik yang paling sederhana adalah benzen. Cincin
anggota-enam dan tiga ikatan π pada benzen membentuk gugus fungsi
tunggal. Benzen adalah komponen dari campuran BTX (B untuk benzen) yang
ditambahkan ke gasolin untuk meningkatan nilai oktan.
Ketika cincin benzen diikatkan pada gugus lain, maka disebut gugus
fenil. Misalnya pada fenilsiklohekana, suatu gugus fenil terikat pada
cincin sikloheksana.
Karena alkana tidak memiliki gugus fungsi, maka sifatnya tidak reaktif
kecuali di bawah kondisi yang sangat drastis. Misalnya, polietilen,
suatu plastik sintetik yang merupakan alkana dengan berat molekul tinggi
yang terdiri dari rantai –CH2– yang terikat satu sama lain, sepanjang
ratusan hingga ribuan atom. Karena merupakan alkana yang tidak memiliki
sifat reaktif, maka senyawa ini sangat stabil dan tidak mudah
terdegradasi, namun akibatnya mampu bertahan selama bertahun-tahun di
tempat pembuangan sampah.
- pada suatu alkohol manipulasi gugus fungsi sangat diperlukan, yaitu bagaimana alkil yang berupa CH3 dapat disumbangkan.
-
- Hal ini dapat dilakukan dengan cara yaitu merubah alkohol menjadi sulfonat ester, dengan menggunakan katalis yang basa piridin.
-
- Basa piridin digunakan sebgai katalis, dimana PEB dari nitrogen (N) akan mengikat PEB dari atom hidrogen (H).
-
- Nitrogen akan mengikat Hidrogen, tetapi ikatan ini hanya sementara saja karena Hidrogen belum putus, karena pada toksilat ada Cl yang lebih reaktif untuk mengikat Hidrogen maka ikatan N dan H lepas sehingga piridin terbentuk kembai (katalis terbentuk kembali) sehingga Hidrogen putus dan menyebabkan oksigen bermuatan negatif (-) dan dan S bermuatan positif (+). selanjutnya O negatif akan berikatan dengan S positif, karena ikatan pada fenol terjadi resonansi sehingga ikatan akan cenderung mengarah ke fenol sehingga atom O yang terikat pada S dapat putus sehingga terbentuk sulfonat ester dan terbentuk CKarbokation metil sebagai agen pengalkilasi.
-
- kasus selanjutnya yaitu, bagaimana R tersier pada gambar diatas dapat menjadi agen alkilasi dan bagaimana bisa terbentuk senyawa sianida.
1. bagaimana kita meminimalisir akibat dari polietilen yang betahan bertahun-tahun di pembuangan sampah ?
2. mengapa satu ikatan π yang lebih mudah putus dibandingkan ikatan σ C–O pada gugus karbonil ?
3. mengapa pada suatu alkohol manipulasi gugus fungsi sangat diperlukan ?